Sombongkah Aku?

Sombongkah Aku?

 

Kita memang tidak boleh sombong,namun kita tidak boleh merendahkan diri serendahnya.Karena kita tidak dapat berpacu ke perbuatan yang lebih baik.Sebagai seorang pelajar ada yang pintar,sedang dan ada yang kurang pandai.Semuanya itu pasti biasa kita temukan di kehidupan sehari-hari.Ketika guru menyebutkan nilai kita secara berurutan dan nilai kamu bagus apakah yang kamu perbuat?
Ketika kita mendapat nilai bagus dan kita melihatkan kepada teman kita ada 2  kemungkinan,pertama: jika kita melihatkan nilai kita dengan maksud bersyukur tanpa mengejek,perbuatan ini tidak termasuk sombong. Kedua:kita memperlihatkan nilai kita untuk merendahkan teman kita,itulah yang disebut sombong.
Ada sebuah al kisah,suatu ketika  raja Al-Rasyid mau belajar pada Imam Malik.Ia menyuruh pengawalnya menghadap Imam Malik untuk meminta datang ke istana raja. Imam Malik pun menolak dan  menjawab bukan sumur yang mendatangi ember tapi ember yang mendatangi sumur.
Si pengawal tersebut melaporkan jawaban Imam Malik kepada raja,namun raja hanya tersenyum,beliau sadar apa maksud dari Imam Malik tersebut dan Ia segera menuju rumah Imam Malik.Di sana hanya terdapat satu kursi saja,apa yang terjadi suatu kebalikan. Raja mau duduk di bawah sedangkan Imam Malik duduk di kursi.Raja sadar dalam mencari ilmu sesusah apa yang dihadapi,kita harus berusaha lebih dahulu hasilnya ditangan Allah.
Dalam surat Al Israa' ayat 85 Allah berfirman: Dan tidaklah kamu diberi ilmu hanyalah sedikit Firman ini ditujukan kepada sebagian orang-orang Yahudi yang merasa sombong dengan ilmu pengetahuan yang ada pada mereka, sebab bagaimanapun juga mereka adalah manusia yang hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit. Dalam surat Al-Kahfi Allah menceritakan tentang Nabi Musa a.s. dengan Nabi Khidhr a.s. yang belum pernah diketahui oleh orang-orang Yahudi. seandainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, tentu tidak akan mencukupi.